22/09/12

Oleh-Oleh Saat Ajang Lomba Debat


Berbicara tentang konsep energi dan berbagai hal yang berkaitan dengannya adalah sebuah pembahasan yang akan selalu aktual untuk diperbincangkan. Faktanya, kehidupan sehari-hari yang kita lalui tidak pernah terlepas dari penggunaan energi, baik yang didapat melalui proses fisik, kimia, maupun biologis. Akibatnya keberadaan energi di berbagai lapisan kehidupan ini menjadi sebuah hal yang sangat penting penggunaannya.
Berbicara lebih lanjut akan penjabaran energi yang digunakan oleh hampir seluruh makhluk hidup, saatnya pula kita berbicara lebih serius akan sebuah energi yang tak terbarukan yang saat ini dikenal sebagai energi fosil. Berbagai khalayak berbicara akan keberadaan dan ketersediaan energi yang satu ini. berawal dari perbincangan hangat akan kekhawatiran mengenai stok energi fosil atau yang lebih umum bernama minyak bumi yang semakin menipis, pemikiran berkelajutan untuk mengkonversi energi fosil ke dalam beberapa energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, hingga pertimbangan akan berbagai kendala yang dihadapi untuk melakukan konversi energi fosil ke dalam energi lainnya.
Tentang prolog sederhana tersebut, sebuah ajang lomba debat tingkat fakultas baru saja usai ku ikuti. Alhamdulillah, segala puji bagiNya, ajang kompetisi ini berhasil membawaku dan 2 orang teman satu departemenku yang juga satu tim denganku ke babak grand final. Lomba debat yang bertema besar tentang energi ini konsen untuk membahas akan keberadaan energi fosil kita khususnya bahan bakar minyak yang sudah mulai menipis persediaannya, menawarkan sebuah solusi untuk beralih ke energi lain yang lebih efisien dan tentunya lebih ramah lingkungan, dan menginformasikan akan banyaknya kendala dalam menerapkan teknologi baru tersebut.
Sebuah ajang Perdebatan setiap sesinya diikuti oleh dua tim yang masing-masing akan mempertahankan pernyataan dan pendapatnya, hingga tentu saja dua tim ini salah satunya berperan sebagai tim pro, dan tim lainnya bertindak sebagai kontra. Akan ada pernyataan awal, interupsi, mosi, dan kesimpulan dari masing-masing tim. Suasana yang boleh dikatakan panas merupakan hal biasa dalam sebuah ajang lomba debat, karena masing-masing tim akan tetap bersikeras mempertahankan opini masing-masing dengan didukung data-data terkini, fakta-fakta yang ada dan kekuatan dalam menyampaikan ide-ide.
Hari itu, berawal dari tim GFM (kelompokku) melawan tim BIOLOGI. Perdebatan sudah memanas sejak awal dimulainya perdebatan. Dengan topik yang akan dibahas yaitu konversi BBM ke BBG, kami menempatkan diri sebagai tim pro. Sebuah alasan kuat yang ku utarakan kepada tim kontra mengapa kita harus mengkonversi BBM ke BBG adalah negara Indonesia adalah 10 besar penyedia Gas Alam terbesar di Dunia serta BBG agaknya lebih efisien dalam penggunaannya. Selain itu, tim kelompokku juga menguatkan dengan data-data yang ada walaupun tim kontra juga menyanggah dengan berbagai data yang jauh lebih lengkap menurutku. Hingga setelah sesi debat usai dan pengumuman pemenang untuk melanjutkan ke babak selanjutnya, tim kami berhasil mengungguli tim kontra yang artinya kami berhak masuk babak semifinal bersama 4 tim lainnya.
Di hari selanjutnya, alhamdulillah masih bisa melangkahkan kaki kembali ke Pojok Mipa untuk melanjutkan kompetisi ini. kali ini timku berhadapan dengan tim Biokimia 1. Tim lawan kali ini adalah mereka yang terjun ke dunia BEM, tentu saja mereka lebih banyak pengalaman akan debat dan pengetahuan tentang indonesia terkini. Namun dengan mengesampingkan minder, akhirnya kami berhasil mengungguli nilai tim Biokimia 1 setelah mengupas banyak perdebatan dengan topik khusus yaitu tentang konversi BBM ke Listrik nabati.
Hingga hari selanjutnya pun tiba, setelah berhasil melewati semi final, akhirnya BIG MATCH pun hadir. Kali ini lawan dari ajang debat ini adalah tim Biokimia 2. Tim mereka tidak tanggung-tanggung karena beranggotakan para intelek muda yang telah banyak menyabet penghargaan baik tingkat fakultas, universitas, maupun nasional. Pengetahuan akan konsep energi, sumberdaya, dan penggunaannya juga tidak perlu diragukan lagi. Ditambah dengan data-data mereka yang akurat dan relevan dengan topik perdebatan. Namun kami tetap berhasil menghadapi dan mengimbangi jalannya perdebatan final tersebut. Perdebatan semakin panas tatkala masing-masing tim mengeluarkan interupsi yang saling melemahkan tim lain. Debat final ini berakhir dengan tanggapan dari dewan juri yang sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya di IPB dan Nasional ini. diantara tim juri itu ada seorang wapresma dan menteri-menteri BEM KM.
Alhamdulillah, akhirnya sebuah ajang ini sedikit banyaknya telah menambah pengalaman dalam diri untuk lebih kritis akan hal dan fenomena di negeri ini. kemenangan bagiku bukanlah segalanya, namun sesungguhnya sikap arif dari dalam sanubari inilah yang dibutuhkan untuk kemajuan negara kita, Indonesia.
Terima kasih banyak teman satu tim debat antar fakultas MIPA IPB Tresna Muhammad (GFM 48) dan Gigih Bangun W (GFM 48). Juga buat teman-teman GFM  yang telah mendukung. Hidup generasi atmosfer, hidup Meteorologi Indonesia, hidup GFM.
“semangat itu tidak harus lahir dari jiwa yang berkecukupan, jiwa yang sehat, yang kuat, maupun yang sempat, namun semangat juga harus terlahir dari jiwa-jiwa yang tetap hidup dalam berbagai lini kehidupan”

20/09/12

Laksana Bintang


Bintang di langit itu
Bukan hanya bintang, tepat bersama gugus bima sakti
Tahun cahaya, jarak yang tak berhingga
Terkaan yang tak sanggup lagi dinalar
Sebab luasnya, sebab masa telah lebih dulu ada

Ini bukan fabel bernada mini
Tiada cukup satu masa bersama sekisah roman ini
Bukan cerita pendek tak berbalas
Bukan pula syair tembang 3 bait
Sebab ini roman sarat masa
Sebab ini roman yang dengannya tiada terhalang oleh gugus pulau dan benua
Manis dengan ribu kisah, indah dengan juta kesan

Ya, roman cinta laksana bintang-bintang itu
Kerlip yang indah, menusuk horison jiwa
Dengan dekade tanpa batas
Dengan gugus benua tanpa sekat

Teruntuk sebuah bintang dari ribuan di sana
Titipan salam rindu telah ku ukir bersama bait nafas ini
Hembusan bayu semoga turut menghantarkan kesah jiwa
Nantikan jiwa kita dalam sajak suci

# Sekisah Asa dalam Cita
Ikrom Mustofa /17


18/09/12

Dengan Impian dan Secuil Asa


“Impian, asa, cita, dan angan harusnya setinggi apapun itu. Hingga ikhtiar menjadi penentu capaian itu dan tawwakal menjadi pelepas dahaga di antaranya”

Sibuk itu gak harus sok sibuk hingga lupa aktivitas utama. Agaknya prediket “sok sibuk dan menyibukkan diri” sedikit menempel sempurna dalam diri ini hingga serasa hari-hari dipenuhi kegiatan yang membuat “ngoyo” dan melelahkan. Alhamdulillah, di akhir pekan ini bisa berintropeksi sejenak dengan beberapa aktivitas seminggu terakhir ini dan berupaya untuk tidak lagi menyibukkan diri dengan aktivitas yang tidak mendukung.
“keluar dari zona kenyamanan krom” begitu kata seseorang yang sudah banyak memotivasiku. Alhamdulillah, sudah ku lakukan dengan berbagai kegiatan belakangan ini. mulai dari panitia “P4”, sebuah kegiatan keilmiahan pelatihan pembuatan proposal yang gak terlalu ribet namun menyita sempurna hari minggu kemarin. Kemudian ada “PIMPI’, sebuah kegiatan inovasi pertanian berskala nasional yang sudah ada di depan mata. Bukan hanya itu, sebagai seorang kakak yang baik bagi adik-adik sesama penerima beasiswa santri berprestasi, beberapa hari ke depan akan ada acara “OH CSS 49 sekaligus Up Grading” buat mereka. walaupun menyita waktu di sela-sela malam, namun harus tetap semangat.
Beberapa amanah di semester ini agaknya harus benar-benar dijalankan dengan senang hati. Setelah ditunjuk jadi ketua rohis kelas walaupun belum bisa menjalankan tugas dengan benar, kemudian menjadi anggota CLC Geomet, menjadi pengurus CSS,  hingga preparing buat konferensi ke Melaka (Insyaallah). Semester ini juga mencoba terjun ke dunia PKM, sebuah program kreativitas mahasiswa yang berawal dari pembuatan proposal.
“harus diingat kembali apa tujuanmu ke sana nak” nasihat ibu yang insyaallah selalu terngiang. Benar, di semester ini benar-benar ngoyo dengan algoritma dan pemrograman yang butuh latihan keras, oseanografi umum yang harus ditempuh dengan bejibun tugas, Pengantar Ilmu tanah dan Agronomi yang harus survive di gurun (lapangan tanpa pohon), mekanika fluida yang teoritis banget, hingga meteorologi dan klimatologi yang bikin ngantuk dengan 3 jam kuliah tanpa henti. Semoga semuanya baik-baik saja. Kadang sulitnya keadaan perlahan terdegradasi setelah mendengar suara mereka (ayah dan ibu). Terkadang juga sifat manja ini gak pernah hilang walaupun sekarang sudah hampir menginjak usia 19 tahun. Efek bungsu mungkin.
Akhirnya tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, untuk berbangga hati, atau apapun itu. Coretan ini hanya bermaksud berbagi semangat dan motivasi kepada rekan sekalian terutama kepada diri sendiri agar selalu ingat akan hal-hal positif dengan membuang jauh-jauh gelar “sok sibuk” itu dalam diri. Aktivis gak harus lupa kuliah, gak harus lupa untuk sekedar berbagi cerita dengan orang tua melalui telepon selular, dan tentunya gak boleh lupa dengan ibadah.
Bismillah, semangat kawan..

11/09/12

Dalam Diam


Kali ini kedap, tanpa busungan dada atau semburat raut muka nanar
Tanpa palingan wajah,
Karena hanya seraut dalam kedipan mata
Ini hanya sepotong bahasa syurga,
Menyapa lembut dalam diam, dalam raib senja
Sejenak, sekelebat, bahkan tiada dua kali mengatupkan kelopak kornea
Karena ini cinta tiada dua,
Cinta yang lahir dari hati,
Mungkin hanya sekilas, karena tiada asa berkehendak menyatukannya
Wahai hati yang terbolak-balik oleh segenap cinta,
Hingga ganjilnya perasaan dan luka membumi bersama selaksa resah
Supernova yang mana lagi, guncangan dahsyarnya mungkin entah sampai kapan lagi
Menunggu Hingar bingar kunang-kunang malam membasahi raut sendu wajah polos ini
Ya, nanti..
Nantikan di zamrud ini, untaian permata hijau ini..
Bersama sederhananya cinta..

# Sekisah Asa dalam Cita
Ikrom Mustofa /13
*sengaja didedikasikan kepada siapapun yang tengah berharap akan cinta..

08/09/12

Kuliah, Kuliah..


Tepat seminggu kembali menjalani kewajiban sebagai seorang mahasiswa. “kuliah”. Sebuah rutinitas yang penuh warna kalau harus dideskripsikan. Terkadang penuh canda dengan hadirnya teman-teman departemen, terkadang penuh keseriusan dengan mata kuliah yang lebih “ekstrim”, bahkan terkadang harus menahan malu karena terlambat masuk kelas atau kepergok dosen karena tertidur pulas di kelas. Hmm, kesemuanya hampir pernah ku alami dalam seminggu ini.
Hitung-hitung sebagai evaluasi awal untuk kembali mengejar start yang sedikit ketinggalan, pengalaman seminggu ini sudah cukup untuk lebih giat kuliah di minggu-minggu berikutnya. Awal minggu lalu, “oseanografi umum” menjadi jamuan pembuka. Sebuah mata kuliah dari departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Awalnya sedikit ragu untuk mengikuti kuliah ini karena ku kira ada praktikum “renang” yang sampai sekarang masih sangat tabu bagiku walau sudah berkali-kali latihan (bahkan pernah tenggelam). “But there is no swimming, then i’m so surprised”. Akhirnya semangat mulai membuncah kembali. Hari berikutnya, keseriusan diuji habis-habisan dengan datangnya mata kuliah Klimatologi, Meteorologi, Algoritma dan Pembrograman, pengantar Ilmu Tanah, dan Mekanika Fluida. Baik kuliah maupun praktikum semuanya harus serius. Hal ini membuatku semakin rindu dengan mata kuliah Tingkat Persiapan Bersama dulu yang menurutku penuh canda. Kalau sekarang bercanda boleh-boleh saja, namun konsekuensinya ya “nggak ngerti”. Serious is a must i think. Alhasil saking seriusnya, beberapa menit setelah kegiatan perkuliahan berlangsung, kantukpun menyiksa. Hingga aku pernah tertidur pulas dan akhirnya terbangun oleh sang dosen. antara malu dan mengalihkan perhatian teman-teman. Hingga akhirnya aku menemukan mata kuliah yang insyaallah menghibur dengan segudang praktikum yang menghibur juga. “ dasar-dasar agronomi” dari fakultas pertanian, semoga saja dapat menghibur. Hehe..
Akhirnya sore ini selesai juga satu minggu pertama yang amat kompleks ini. semoga minggu-minggu berikutnya bisa lebih baik lagi berikut kegiatan organisasi yang sudah lumayan padat. semoga bisa membagi waktu dengan baik.
Bismillah..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...